anathema

Hi kamu, wanita berkulit putih

Sudah lama aku tak mendengar kabarmu?

Bahkan disosial mediamu pun sudah tak aktif

Apakah kamu baik-baik saja?

Semoga baik-baik saja doaku untukmu

Akankah senyumu masih seperti dulu? 

Yang melelehkan bara yang membara

Jika masih, aku minta waktumu 

Tuk kabari diriku dengan sapaan senyum dicerita WhatsAppmu

Karna aku sudah tak tahan lagi ingin menatap senyumanmu

Langkah berjalan kedepan tapi masa lalu tetap saja mengikuti

Bertahun-tahun rasa ini kubunuh yang kuharap dapat memberi rasa yang baru

Terhadap seseorang yang terbaik yang sedang menunggu

Tak sengaja jari ini menuntun ke beranda profilmu

Terpampang fotomu bersenyum seri

Lantas membuatku  ditaburi rasa rindu

Jika rindu datang obatnya adalah kamu

Penghujung hari langit menjingga

Insan berpasangan sedang berbahagia 

Menikmati dua keindahan tuhan, alam, dan pujaan

Tawa amat seruh menghiasi mereka, seakan dunia milik berdua

Seorang berkata, senja indah meskipun sementara

Datang membawa kebahagiaan, hilang meninggalkan duka

Yang kurasakan tak berbeda, disaat raga datang menyambut tawa

Aku menyimpan duka setelahnya

Berkali-kali aku menguatkan diri

Membunuh rasa yang tak pernah disadari yang akhirnya memilih pergi

Bertingkah menyibukkan diri tuk lupakan senyumu

Dengan ini, aku melepaskanmu sepenuh hati

Hingga nanti saatnya tiba, bahagiaku menyelaraskan rasa yang selalu ada